Selasa, 31 Agustus 2010
Berkat Sahabat
Ini kisah persahabatan dua anak manusia. Yang seorang
adalah putra presiden, yang lain pemuda rakyat jelata bernama Pono.
Persahabatan ini sudah terjalin sejak mereka masih di bangku sekolah. Pono punya kebiasaan yang kadang menjengkelkan. Apa pun peristiwa yang terjadi di depannya selalu dianggap positif. "Itu Baik!” katanya
senantiasa.
Hari itu seperti yang sering mereka lakukan, Pono menemani sahabatnya berburu. Tugasnya membawa senapan dan mengisi peluru agar selalu siap digunakan. Entah kenapa, barangkali belum terkunci secara sempurna, setelah diserahkan kepada sahabatnya senapan itu
meletus. Akibatnya cukup fatal. Ibu jari putra presiden terkena terjangan peluru dan putus. Melihat itu tanpa sadar dengan kalemnya Pono berkomentar. "Itu Baik!” Kontan sahabatnya naik pitam. “Bagaimana Kau ini! Jempolku putus tertembak, malah dibilang Baik.
Brengsek!” Agaknya, kali ini kelakuan Pono tak termaafkan. Ia dijebloskan ke penjara.
Beberapa bulan kemudian, sang putra presiden kembali pergi berburu ke Afrika. Malang, ia tersesat di hutan lebat dan ditangkap suku primitif yang masih kanibal. Malam harinya, dalam keadaan terikat ia akan dibakar untuk disantap ramai-ramai. Anehnya, mendadak ia dibebaskan. Belakangan ketahuan, suku tersebut pantang memangsa
makhluk yang organ tubuhnya tidak lengkap.
Nasib baik itu membuat sang putra presiden termenung. Ia teringat kembali peristiwa ketika jempolnya putustertembak lantaran ulah
Pono. Ia kemudian menemui Pono di penjara.
"Ternyata Kau benar. Ada baiknya jempolku tertembak, ”katanya sambil menceritakan peristiwa yang baru sajadialaminya di Afrika.
"Aku menyesal telah memenjarakanmu.".
“Oh, tidak!’ Bagiku, ini Baik!”
“Bagaimana kau ini? Memenjarakan teman kau bilang baik?”
“Kalau aku tidak dipenjara, pasti saat itu aku bersamamu.”
Kisah satir ini mengingatkan pada pernyataan Randolph Bourne, intelektual Amerika yang juga anak didik John Dewey. Katanya, seorang teman itu memang dipilih untuk kita berdasarkan hukum perasaan yang tersembunyi, bukan oleh kehendak sadar kita si manusia. *
============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. Hal. 89-90. ISBN 978-6028-686-402.
---
Rabu, 25 Agustus 2010
Mengapa Pria Beristri Lebih Menarik?
Astaga!HidupGaya - "Tua-tua keladi.. Makin tua makin jadi.." Pernahkah Anda mendengar istilah ini? Yap! Istilah ini seringkali ditujukan kepada kaum pria dan di masa kini, pemandangan kaum pria yang telah beristri tengah menggandeng wanita muda memang bukan lagi pemandangan yang ganjil. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa hal tersebut dapat terjadi? Dan bagaimana cara mengantisipasi agar pesona kaum pria yang telah beristri dapat Anda hindari?
1. Pria beristri lebih pandai mengelola emosi
Tak bisa diingkari, pria beristri tentu saja dari segi usia lebih tua dibanding mereka. Karena sudah beristri, mereka tentu sudah terbiasa menghadapi kecerewetan istri. Dengan demikian, mereka sudah lebih berpengalaman mengelola emosi dan sudah pandai mengarahkan pembicaraan untuk mendapatkan simpati.
Sosok pria seperti ini tentu saja berbeda dengan para bujangan yang rata-rata masih emosional, hingga ada saja yang bisa menimbulkan pertengkaran. Pria bujangan umumnya tidak sabar menghadapi kerewelan wanita. Ego mereka rata-rata masih tinggi dan merasa gengsi jika harus mengalah pada wanita.
Antisipasi yang bisa Anda lakukan
Ciptakanlah situasi yang bisa dirasakan suami sebagai kejutan, sebagaimana halnya dulu di awal-awal perkawinan. Suasana kebersamaan yang datar-datar saja, aktivitas seksual yang biasa-biasa saja, jelas tidak akan menumbuhkan sensasi pada suami. Sementara, para wanita lajang yang mendekatinya, umumnya menawarkan berbagai kejutan yang membuatnya bangkit, membuatnya merasa muda kembali.
2. Karena pria beristri lebih dewasa, mereka juga lebih sabar
Pria beristri di mata para wanita lajang nampak sebagai sosok dewasa. Kemampuannya mempertimbangkan sesuatu, pengalamannya menghadapi berbagai masalah, membuatnya ibarat kunci inggris: selalu punya solusi. Baginya, tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan. Ada saja jalan keluar yang ditawarkannya pada wanita lajang tersebut. Keberadaan pria seperti ini tentu saja menimbulkan rasa kagum karena mampu memahami serta mencarikan solusi atas berbagai masalah yang mereka hadapi.
Pria bujangan relatif sulit menandingi hal ini. Karena pengalamannya relatif terbatas hingga tak mudah bagi mereka memahami masalah yang dihadapi wanita. Solusi yang coba mereka berikan pun umumnya dangkal, mengingat terbatasnya pengalaman mereka menyelesaikan masalah-masalah kehidupan.
Antisipasi yang bisa Anda lakukan
Mau tak mau, pengetahuan Anda memang harus ditingkatkan. Baik dengan membaca buku maupun mengikuti berbagai seminar. Ini penting untuk mengikuti perkembangan pemikiran sang suami. Kalau tidak, maka lama-lama pembicaraan menjadi tidak nyambung. Hal ini otomatis akan menimbulkan jarak, yang pada akhirnya komunikasi suami-istri menjadi buruk. Sementara, para wanita lajang yang mendekatinya punya pengetahuan yang up to date, hingga mereka tampil sebagai sosok yang jauh lebih "berisi".
3. Karena pria beristri pandai mengendalikan hasrat seksual
Pria beristri tentu saja sudah biasa menyalurkan hasrat seksualnya. Mereka tahu, kalau terlalu menggebu-gebu, maka hasilnya tidak maksimal, tidak memuaskan kedua pihak. Mereka paham bagaimana menikmati sebuah permainan. Pendekatannya yang halus, tidak memaksakan kehendak, membuat wanita lajang merasa sangat dihormati. Justru, kesabaran pria beristri ini membuat wanita lajang lebih cepat jatuh ke dalam pelukan sang pria.
Dalam hasrat seksual, pria bujangan langsung tancap gas dan sama sekali tak bisa menutupi keinginannya untuk melampiaskan nafsunya. Hal ini justru membuat wanita lajang cemas dan takut. Wanita lajang merasa hanya dijadikan objek, hanya dimanfaatkan, hingga mengurangi rasa simpatinya pada pria bujangan.
Antisipasi yang bisa Anda lakukan
Manfaatkanlah hari libur untuk meningkatkan kebersamaan. Jangan biarkan diri Anda tenggelam oleh kesibukan mengurus rumah dan hal-hal teknis lainnya. Siapkan diri Anda untuk bersama-sama dengan suami melakukan berbagai eksplorasi yang bisa menyalakan kembali api cinta. Strategi ini bisa menyelamatkan kehidupan rumah tangga Anda agar tidak tergelincir ke dalam kebosanan.
4. Karena mereka piawai kendalikan emosi
Pria beristri tentu saja sudah lebih taktis menghadapi wanita lajang. Mereka cenderung bersikap hati-hati dan tak mudah terpancing oleh hal-hal yang sifatnya emosional. Jadi, meskipun ia tertarik dengan wanita lajang tersebut, ia tetap bersikap kritis dan tak membiarkan dirinya larut dalam emosi. Sikap semacam ini justru membuat wanita lajang makin penasaran untuk mendekatinya.
Pria bujangan umumnya lebih mudah dikuasai emosi hingga seringkali tampil sebagai sosok yang tidak mampu mengendalikan diri. Ia mudah terbawa arus dan malah tanpa sadar larut dalam emosi wanita. Hal ini menimbulkan pertanyaan pada wanita lajang, "Apakah ia mampu mengemong saya? Apakah ia cukup tegar untuk jadi pegangan saya?"
Antisipasi yang bisa Anda lakukan
Suami membutuhkan kepercayaan. Ia akan lebih tenang menjalani kehidupannya jika Anda menunjukkan kepercayaan padanya. Sebaliknya, jika Anda selalu ragu atau selalu curiga padanya, maka ia pun menjadi resah. Coba Anda bayangkan, bagaimana rasanya hidup dengan orang yang selalu mencurigai Anda? Pasti tidak nyaman, kan? Menunjukkan rasa cemas kehilangan, khawatir terjadi apa-apa dengan suami di luar rumah, itu hal yang wajar dan suami perlu tahu perasaan Anda.
5. Karena dompet mereka lebih tebal
Pria beristri yang jadi incaran wanita lajang tentu saja relatif sudah mapan dan secara finansial cukup kuat. Mereka ini independen dalam hal pengalokasian uang. Yang lebih seru lagi, selain memiliki pendapatan tetap dari pekerjaannya, mereka juga punya sejumlah pekerjaan sampingan yang jumlah penghasilannya lumayan. Wanita lajang tentu saja makin nempel dengan pria beristri seperti ini karena tak pernah ada kendala soal uang. Yang sering jadi masalah adalah soal waktu karena tingkat kesibukan mereka umumnya tinggi.
Pria bujangan tentu saja juga banyak yang kuat secara finansial, tapi sebagian besar sumbernya masih dari orangtua. Kalaupun mereka sudah memiliki penghasilan sendiri, kerelaannya untuk berbagi dengan wanita lajang tidak seroyal pria beristri. Maklum, mereka sendiri butuh dana banyak untuk penampilan dan biaya fasilitas pendukung lainnya.
Antisipasi yang bisa Anda lakukan
Kata orang, suami kalau sudah punya jabatan bagus dan punya penghasilan lebih, matanya jelalatan. Bukannya tidak sayang lagi sama istri tapi ada hasrat yang tidak terakomodir di rumah dan butuh penyaluran di luar rumah. Maka, Anda tak boleh lengah sedikit pun. Sediakan waktu yang lebih dari cukup untuk bersama-sama dengan suami agar seluruh hasratnya hanya disalurkan di rumah. Hindari membuat aturan atau melarang ini dan melarang itu karena justru hal tersebut membuatnya makin terpicu menyalurkan hasrat di luar rumah. Kuncinya, sediakan waktu yang berkualitas untuk senantiasa mendampinginya.
sumber:http://www.astaga.com/content/mengapa-pria-beristri-lebih-menarik
Sabtu, 21 Agustus 2010
Kaisar dan Benih
Pernah ada seorang kaisar di Timur Jauh yang sudah tua dan tahu sudah datang waktunya untuk memilih penggantinya. Ia tidak memilih dari salah seorang asistennya atau salah satu dari anak-anaknya sendiri, tetapi ia memutuskan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda.
Ia memanggil semua pemuda di dalam kerajaan bersama-sama dalam satu hari. Dia berkata, "Ini telah datang waktunya bagi saya untuk turun dan memilih kaisar berikutnya. Saya telah memutuskan untuk memilih salah satu dari kalian." Anak-anak terkejut! Tetapi, sang kaisar melanjutkan. "Aku akan memberikan masing-masing dari kalian sebuah biji hari ini. Satu benih. Ini adalah benih yang sangat istimewa. Aku ingin kau pulang, menanam benih, disiram dan kembali ke sini satu tahun dari hari ini dengan apa yang Anda telah tumbuhkan dari satu biji ini. Aku akan menilai tanaman yang Anda berikan untuk saya, dan yang terbaik saya pilih dan akan menjadi kaisar kerajaan berikutnya! "
Ada seorang anak laki-laki yang bernama Ling berada di sana pada hari itu dan ia, seperti yang lain, menerima benih. Ia pulang ke rumah dan kepada ibunya dengan penuh semangat menceritakan keseluruhan cerita. Dia membantunya mendapatkan panci dan tanah penyemaian, lalu ia menanam benih dan menyiramny dengan hati-hati. Setiap hari ia menyirami itu dan memeriksa untuk melihat apakah telah tumbuh.
Setelah sekitar tiga minggu, beberapa pemuda lainnya mulai berbicara tentang bibit dan tanaman yang sudah mulai tumbuh. Ling terus pulang dan memeriksa benihnya, tapi tidak pernah tumbuh. Tiga minggu, empat minggu, lima minggu berlalu. Masih belum apa-apa.
Setiap saat orang lain selalu membicarakan tanaman mereka, namun Ling tidak punya tanaman, dan ia merasa gagal. Enam bulan berlalu, masiyang ada hanya pot. Dia hanya tahu bahwa ia telah membunuh benih. Orang lain pohon-pohon dan tanamannya tinggi, tapi dia punya apa-apa. Ling tidak berkata apa-apa kepada teman-temannya, namun. Dia hanya terus menunggu benih untuk tumbuh.
Setahun akhirnya berlalu dan semua pemuda dari kerajaan membawa tanaman mereka kepada kaisar untuk diperiksa. Ling mengatakan pada ibunya bahwa ia tidak akan membawa pot kosong. Tapi dia mendorongnya untuk pergi, dan untuk membawa poti, dan harus jujur tentang apa yang terjadi. Ling merasa malu, tapi ia tahu ibunya benar. Ia membawa potnya yang kosong ke istana.
Ketika Ling tiba, ia kagum melihat berbagai jenis tanaman tumbuh milik sluruh pemuda lain. Semua tanaman indah, dalam segala bentuk dan ukuran. Ling menaruh potnya yang kosong di lantai dan banyak pemuda lain menertawakannya. Beberapa pemuda menyindir kepadanya dan berkata, "Hei coba lihat ,bagus."
Ketika kaisar tiba, ia mengamati ruangan dan menyapa orang-orang muda. Ling hanya mencoba untuk bersembunyi di belakang. "Wah, tanamannya sudah besar, pohon-pohon dan bunga Anda telah tumbuh," kata sang kaisar. "Hari ini, salah satu dari kalian akan ditunjuk kaisar berikutnya!"
Tiba-tiba, sang kaisar melihat Ling di belakang ruangan dengan potnya yang kosong. Ia memerintahkan para penjaga untuk membawanya ke depan. Ling ketakutan. "Kaisar tahu aku gagal! Mungkin dia akan membunuhku!"
Ketika Ling sampai di depan, Kaisar menanyakan namanya. "Nama saya Ling," jawabnya. Semua anak-anak tertawa dan mengolok-oloknya. Kaisar meminta semua orang tenang. Ia menatap Ling, dan kemudian mengumumkan kepada orang banyak, "Lihatlah kaisar baru Anda! Namanya adalah Ling!" Ling tak mempercayainya. Ling tidak bisa menumbuhkan benihnya. Bagaimana ia bisa menjadi kaisar baru?
Kemudian kaisar berkata, "Satu tahun yang lalu dari hari ini, aku memberi semua orang di sini sebuah benih. Aku bilang Anda untuk mengambil benih, tanaman itu, menyirami, dan membawanya kembali kepadaku hari ini. Tapi aku memberi kalian semua benih yang telah direbus dan tidak akan tumbuh. Kalian semua, kecuali Ling, telah membawa saya tanaman dan pohon-pohon dan bunga. Bila Anda menemukan bahwa benih tidak akan tumbuh, Anda menggantinya dengan benih lain yang kuberikan padamu. Ling adalah satu-satunya dengan keberanian dan kejujuran untuk membawakan pot dengan benih yang saya berikan. Oleh karena itu, ia adalah orang yang akan menjadi kaisar baru! "
============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. Hal. 159-161. ISBN 978-6028-686-402.
***