Sabtu, 04 September 2010

DIA selalu ada
















Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka.

Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk di dewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup.

Anak laki-laki tersebut di bawa jauh menuju hutan yang paling dalam. Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut akan dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu.

Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut.

Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya.

Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh dibelakang dirinya, dengan posisi siap menembakan anak panah, dengan golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam, jikalau ada ular atau binatang buas lainnya, maka ia dengan segera akan melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati anaknya. Sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini, sepertinya Tuhan "begitu kejam" melepaskan anak-anakNya kedalam dunia yang jahat ini.
Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaanNya, namun satu hal yang pasti.. !DIA setia,DIA mengasihi kita, dan DIA selalu ada bagi kita…


============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. Hal.102-103. ISBN 978-6028-686-402.



***

Selasa, 31 Agustus 2010

Berkat Sahabat



















Ini kisah persahabatan dua anak manusia. Yang seorang
adalah putra presiden, yang lain pemuda rakyat jelata bernama Pono.

Persahabatan ini sudah terjalin sejak mereka masih di bangku sekolah. Pono punya kebiasaan yang kadang menjengkelkan. Apa pun peristiwa yang terjadi di depannya selalu dianggap positif. "Itu Baik!” katanya
senantiasa.

Hari itu seperti yang sering mereka lakukan, Pono menemani sahabatnya berburu. Tugasnya membawa senapan dan mengisi peluru agar selalu siap digunakan. Entah kenapa, barangkali belum terkunci secara sempurna, setelah diserahkan kepada sahabatnya senapan itu
meletus. Akibatnya cukup fatal. Ibu jari putra presiden terkena terjangan peluru dan putus. Melihat itu tanpa sadar dengan kalemnya Pono berkomentar. "Itu Baik!” Kontan sahabatnya naik pitam. “Bagaimana Kau ini! Jempolku putus tertembak, malah dibilang Baik.
Brengsek!” Agaknya, kali ini kelakuan Pono tak termaafkan. Ia dijebloskan ke penjara.

Beberapa bulan kemudian, sang putra presiden kembali pergi berburu ke Afrika. Malang, ia tersesat di hutan lebat dan ditangkap suku primitif yang masih kanibal. Malam harinya, dalam keadaan terikat ia akan dibakar untuk disantap ramai-ramai. Anehnya, mendadak ia dibebaskan. Belakangan ketahuan, suku tersebut pantang memangsa
makhluk yang organ tubuhnya tidak lengkap.

Nasib baik itu membuat sang putra presiden termenung. Ia teringat kembali peristiwa ketika jempolnya putustertembak lantaran ulah
Pono. Ia kemudian menemui Pono di penjara.

"Ternyata Kau benar. Ada baiknya jempolku tertembak, ”katanya sambil menceritakan peristiwa yang baru sajadialaminya di Afrika.
"Aku menyesal telah memenjarakanmu.".
“Oh, tidak!’ Bagiku, ini Baik!”

“Bagaimana kau ini? Memenjarakan teman kau bilang baik?”

“Kalau aku tidak dipenjara, pasti saat itu aku bersamamu.”

Kisah satir ini mengingatkan pada pernyataan Randolph Bourne, intelektual Amerika yang juga anak didik John Dewey. Katanya, seorang teman itu memang dipilih untuk kita berdasarkan hukum perasaan yang tersembunyi, bukan oleh kehendak sadar kita si manusia. *

============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. Hal. 89-90. ISBN 978-6028-686-402.


---

Rabu, 25 Agustus 2010

Mengapa Pria Beristri Lebih Menarik?


Astaga!HidupGaya - "Tua-tua keladi.. Makin tua makin jadi.." Pernahkah Anda mendengar istilah ini? Yap! Istilah ini seringkali ditujukan kepada kaum pria dan di masa kini, pemandangan kaum pria yang telah beristri tengah menggandeng wanita muda memang bukan lagi pemandangan yang ganjil. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa hal tersebut dapat terjadi? Dan bagaimana cara mengantisipasi agar pesona kaum pria yang telah beristri dapat Anda hindari?

1. Pria beristri lebih pandai mengelola emosi
Tak bisa diingkari, pria beristri tentu saja dari segi usia lebih tua dibanding mereka. Karena sudah beristri, mereka tentu sudah terbiasa menghadapi kecerewetan istri. Dengan demikian, mereka sudah lebih berpengalaman mengelola emosi dan sudah pandai mengarahkan pembicaraan untuk mendapatkan simpati.

Sosok pria seperti ini tentu saja berbeda dengan para bujangan yang rata-rata masih emosional, hingga ada saja yang bisa menimbulkan pertengkaran. Pria bujangan umumnya tidak sabar menghadapi kerewelan wanita. Ego mereka rata-rata masih tinggi dan merasa gengsi jika harus mengalah pada wanita.

Antisipasi yang bisa Anda lakukan
Ciptakanlah situasi yang bisa dirasakan suami sebagai kejutan, sebagaimana halnya dulu di awal-awal perkawinan. Suasana kebersamaan yang datar-datar saja, aktivitas seksual yang biasa-biasa saja, jelas tidak akan menumbuhkan sensasi pada suami. Sementara, para wanita lajang yang mendekatinya, umumnya menawarkan berbagai kejutan yang membuatnya bangkit, membuatnya merasa muda kembali.

2. Karena pria beristri lebih dewasa, mereka juga lebih sabar
Pria beristri di mata para wanita lajang nampak sebagai sosok dewasa. Kemampuannya mempertimbangkan sesuatu, pengalamannya menghadapi berbagai masalah, membuatnya ibarat kunci inggris: selalu punya solusi. Baginya, tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan. Ada saja jalan keluar yang ditawarkannya pada wanita lajang tersebut. Keberadaan pria seperti ini tentu saja menimbulkan rasa kagum karena mampu memahami serta mencarikan solusi atas berbagai masalah yang mereka hadapi.

Pria bujangan relatif sulit menandingi hal ini. Karena pengalamannya relatif terbatas hingga tak mudah bagi mereka memahami masalah yang dihadapi wanita. Solusi yang coba mereka berikan pun umumnya dangkal, mengingat terbatasnya pengalaman mereka menyelesaikan masalah-masalah kehidupan.

Antisipasi yang bisa Anda lakukan
Mau tak mau, pengetahuan Anda memang harus ditingkatkan. Baik dengan membaca buku maupun mengikuti berbagai seminar. Ini penting untuk mengikuti perkembangan pemikiran sang suami. Kalau tidak, maka lama-lama pembicaraan menjadi tidak nyambung. Hal ini otomatis akan menimbulkan jarak, yang pada akhirnya komunikasi suami-istri menjadi buruk. Sementara, para wanita lajang yang mendekatinya punya pengetahuan yang up to date, hingga mereka tampil sebagai sosok yang jauh lebih "berisi".

3. Karena pria beristri pandai mengendalikan hasrat seksual
Pria beristri tentu saja sudah biasa menyalurkan hasrat seksualnya. Mereka tahu, kalau terlalu menggebu-gebu, maka hasilnya tidak maksimal, tidak memuaskan kedua pihak. Mereka paham bagaimana menikmati sebuah permainan. Pendekatannya yang halus, tidak memaksakan kehendak, membuat wanita lajang merasa sangat dihormati. Justru, kesabaran pria beristri ini membuat wanita lajang lebih cepat jatuh ke dalam pelukan sang pria.

Dalam hasrat seksual, pria bujangan langsung tancap gas dan sama sekali tak bisa menutupi keinginannya untuk melampiaskan nafsunya. Hal ini justru membuat wanita lajang cemas dan takut. Wanita lajang merasa hanya dijadikan objek, hanya dimanfaatkan, hingga mengurangi rasa simpatinya pada pria bujangan.

Antisipasi yang bisa Anda lakukan
Manfaatkanlah hari libur untuk meningkatkan kebersamaan. Jangan biarkan diri Anda tenggelam oleh kesibukan mengurus rumah dan hal-hal teknis lainnya. Siapkan diri Anda untuk bersama-sama dengan suami melakukan berbagai eksplorasi yang bisa menyalakan kembali api cinta. Strategi ini bisa menyelamatkan kehidupan rumah tangga Anda agar tidak tergelincir ke dalam kebosanan.

4. Karena mereka piawai kendalikan emosi
Pria beristri tentu saja sudah lebih taktis menghadapi wanita lajang. Mereka cenderung bersikap hati-hati dan tak mudah terpancing oleh hal-hal yang sifatnya emosional. Jadi, meskipun ia tertarik dengan wanita lajang tersebut, ia tetap bersikap kritis dan tak membiarkan dirinya larut dalam emosi. Sikap semacam ini justru membuat wanita lajang makin penasaran untuk mendekatinya.

Pria bujangan umumnya lebih mudah dikuasai emosi hingga seringkali tampil sebagai sosok yang tidak mampu mengendalikan diri. Ia mudah terbawa arus dan malah tanpa sadar larut dalam emosi wanita. Hal ini menimbulkan pertanyaan pada wanita lajang, "Apakah ia mampu mengemong saya? Apakah ia cukup tegar untuk jadi pegangan saya?"

Antisipasi yang bisa Anda lakukan
Suami membutuhkan kepercayaan. Ia akan lebih tenang menjalani kehidupannya jika Anda menunjukkan kepercayaan padanya. Sebaliknya, jika Anda selalu ragu atau selalu curiga padanya, maka ia pun menjadi resah. Coba Anda bayangkan, bagaimana rasanya hidup dengan orang yang selalu mencurigai Anda? Pasti tidak nyaman, kan? Menunjukkan rasa cemas kehilangan, khawatir terjadi apa-apa dengan suami di luar rumah, itu hal yang wajar dan suami perlu tahu perasaan Anda.

5. Karena dompet mereka lebih tebal
Pria beristri yang jadi incaran wanita lajang tentu saja relatif sudah mapan dan secara finansial cukup kuat. Mereka ini independen dalam hal pengalokasian uang. Yang lebih seru lagi, selain memiliki pendapatan tetap dari pekerjaannya, mereka juga punya sejumlah pekerjaan sampingan yang jumlah penghasilannya lumayan. Wanita lajang tentu saja makin nempel dengan pria beristri seperti ini karena tak pernah ada kendala soal uang. Yang sering jadi masalah adalah soal waktu karena tingkat kesibukan mereka umumnya tinggi.

Pria bujangan tentu saja juga banyak yang kuat secara finansial, tapi sebagian besar sumbernya masih dari orangtua. Kalaupun mereka sudah memiliki penghasilan sendiri, kerelaannya untuk berbagi dengan wanita lajang tidak seroyal pria beristri. Maklum, mereka sendiri butuh dana banyak untuk penampilan dan biaya fasilitas pendukung lainnya.

Antisipasi yang bisa Anda lakukan
Kata orang, suami kalau sudah punya jabatan bagus dan punya penghasilan lebih, matanya jelalatan. Bukannya tidak sayang lagi sama istri tapi ada hasrat yang tidak terakomodir di rumah dan butuh penyaluran di luar rumah. Maka, Anda tak boleh lengah sedikit pun. Sediakan waktu yang lebih dari cukup untuk bersama-sama dengan suami agar seluruh hasratnya hanya disalurkan di rumah. Hindari membuat aturan atau melarang ini dan melarang itu karena justru hal tersebut membuatnya makin terpicu menyalurkan hasrat di luar rumah. Kuncinya, sediakan waktu yang berkualitas untuk senantiasa mendampinginya.


sumber:http://www.astaga.com/content/mengapa-pria-beristri-lebih-menarik

Sabtu, 21 Agustus 2010

Kaisar dan Benih

Ini adalah salah satu kisah inspirasional tentang integritas (kejujuran)

Pernah ada seorang kaisar di Timur Jauh yang sudah tua dan tahu sudah datang waktunya untuk memilih penggantinya. Ia tidak memilih dari salah seorang asistennya atau salah satu dari anak-anaknya sendiri, tetapi ia memutuskan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda.

Ia memanggil semua pemuda di dalam kerajaan bersama-sama dalam satu hari. Dia berkata, "Ini telah datang waktunya bagi saya untuk turun dan memilih kaisar berikutnya. Saya telah memutuskan untuk memilih salah satu dari kalian." Anak-anak terkejut! Tetapi, sang kaisar melanjutkan. "Aku akan memberikan masing-masing dari kalian sebuah biji hari ini. Satu benih. Ini adalah benih yang sangat istimewa. Aku ingin kau pulang, menanam benih, disiram dan kembali ke sini satu tahun dari hari ini dengan apa yang Anda telah tumbuhkan dari satu biji ini. Aku akan menilai tanaman yang Anda berikan untuk saya, dan yang terbaik saya pilih dan akan menjadi kaisar kerajaan berikutnya! "

Ada seorang anak laki-laki yang bernama Ling berada di sana pada hari itu dan ia, seperti yang lain, menerima benih. Ia pulang ke rumah dan kepada ibunya dengan penuh semangat menceritakan keseluruhan cerita. Dia membantunya mendapatkan panci dan tanah penyemaian, lalu ia menanam benih dan menyiramny dengan hati-hati. Setiap hari ia menyirami itu dan memeriksa untuk melihat apakah telah tumbuh.

Setelah sekitar tiga minggu, beberapa pemuda lainnya mulai berbicara tentang bibit dan tanaman yang sudah mulai tumbuh. Ling terus pulang dan memeriksa benihnya, tapi tidak pernah tumbuh. Tiga minggu, empat minggu, lima minggu berlalu. Masih belum apa-apa.

Setiap saat orang lain selalu membicarakan tanaman mereka, namun Ling tidak punya tanaman, dan ia merasa gagal. Enam bulan berlalu, masiyang ada hanya pot. Dia hanya tahu bahwa ia telah membunuh benih. Orang lain pohon-pohon dan tanamannya tinggi, tapi dia punya apa-apa. Ling tidak berkata apa-apa kepada teman-temannya, namun. Dia hanya terus menunggu benih untuk tumbuh.
Setahun akhirnya berlalu dan semua pemuda dari kerajaan membawa tanaman mereka kepada kaisar untuk diperiksa. Ling mengatakan pada ibunya bahwa ia tidak akan membawa pot kosong. Tapi dia mendorongnya untuk pergi, dan untuk membawa poti, dan harus jujur tentang apa yang terjadi. Ling merasa malu, tapi ia tahu ibunya benar. Ia membawa potnya yang kosong ke istana.

Ketika Ling tiba, ia kagum melihat berbagai jenis tanaman tumbuh milik sluruh pemuda lain. Semua tanaman indah, dalam segala bentuk dan ukuran. Ling menaruh potnya yang kosong di lantai dan banyak pemuda lain menertawakannya. Beberapa pemuda menyindir kepadanya dan berkata, "Hei coba lihat ,bagus."

Ketika kaisar tiba, ia mengamati ruangan dan menyapa orang-orang muda. Ling hanya mencoba untuk bersembunyi di belakang. "Wah, tanamannya sudah besar, pohon-pohon dan bunga Anda telah tumbuh," kata sang kaisar. "Hari ini, salah satu dari kalian akan ditunjuk kaisar berikutnya!"

Tiba-tiba, sang kaisar melihat Ling di belakang ruangan dengan potnya yang kosong. Ia memerintahkan para penjaga untuk membawanya ke depan. Ling ketakutan. "Kaisar tahu aku gagal! Mungkin dia akan membunuhku!"

Ketika Ling sampai di depan, Kaisar menanyakan namanya. "Nama saya Ling," jawabnya. Semua anak-anak tertawa dan mengolok-oloknya. Kaisar meminta semua orang tenang. Ia menatap Ling, dan kemudian mengumumkan kepada orang banyak, "Lihatlah kaisar baru Anda! Namanya adalah Ling!" Ling tak mempercayainya. Ling tidak bisa menumbuhkan benihnya. Bagaimana ia bisa menjadi kaisar baru?

Kemudian kaisar berkata, "Satu tahun yang lalu dari hari ini, aku memberi semua orang di sini sebuah benih. Aku bilang Anda untuk mengambil benih, tanaman itu, menyirami, dan membawanya kembali kepadaku hari ini. Tapi aku memberi kalian semua benih yang telah direbus dan tidak akan tumbuh. Kalian semua, kecuali Ling, telah membawa saya tanaman dan pohon-pohon dan bunga. Bila Anda menemukan bahwa benih tidak akan tumbuh, Anda menggantinya dengan benih lain yang kuberikan padamu. Ling adalah satu-satunya dengan keberanian dan kejujuran untuk membawakan pot dengan benih yang saya berikan. Oleh karena itu, ia adalah orang yang akan menjadi kaisar baru! "

============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. Hal. 159-161. ISBN 978-6028-686-402.





***

Jumat, 30 Juli 2010

Mencari Solusi yang Sederhana

Ini bagus , memang kadang-kadang kita disekolahkan tinggi-tinggi malah bikin kita jadi mikir yang susah-susah, padahal penyelesaiannya bisa jadi sangat mudah, naif, dan terkadang agak tolol. Heheheh........

Efisiensi adalah suatu hal yang penting di dalam dunia manajemen. Sebagai seorang anggota tim yang baik, kita memiliki tanggung jawab bukan hanya dalam membawa tim kita mencapai tujuan bersama, tetapi juga tanggung jawab dalam mencari cara terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang terjadi. Tetapi seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Mari kita coba lihat dalam tiga kasus di bawah ini:

1. Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong. Dengan ! segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong.

Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir ten! tang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda . Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.

2. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka
tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar.
Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawa! h titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.

Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia ?.Mereka menggunakan pensil!.

3. Suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu
tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Dia (pemilik) mengundang sejumlah pakar untuk men-solve.

Satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang. Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, "Inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu". Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatian! nya dari pekerjaan"menunggu" dan merasa "tidak menunggu lift".
................................................................................................

Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Stupid), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah.

"Bila kita melihat pada apa yang tidak kita punya di dalam hidup kita, kita tidak akan memiliki apa-apa. Tetapi bila kita melihat pada apa yang ada di tangan kita, kita memiliki segalanya."


============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. Hal. 146-148. ISBN 978-6028-686-402.







--

Sabtu, 26 Juni 2010

APAKAH TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN?

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya". "Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"

"Tentu saja," jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?" Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak.Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.


=================================================
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. pp. 84-86. ISBN 978-6028-686-402.

Minggu, 21 Februari 2010

UNDER CONSTRUCTION